Ditulis Oleh Harwalis |
DayahAMAL.com | Aceh Timur – Dayah Al Madinatul Munawwarah Al
Waaliyyah, yang lebih dikenal sebagai Dayah AMAL, telah menjadi pionir dalam
mengintegrasikan pendidikan tradisional dengan pengembangan keterampilan
kewirausahaan melalui konsep Dayahpreneur. Terletak di Desa Beusa Seberang,
Kecamatan Peureulak Barat, Kabupaten Aceh Timur, Dayah AMAL tidak hanya
membekali para santri dengan ilmu agama tetapi juga mempersiapkan mereka
menghadapi tantangan dunia ekonomi modern.
Dayahpreneur merupakan konsep yang menggabungkan pendidikan
dayah (pesantren) dengan pelatihan kewirausahaan. Tujuannya adalah untuk menciptakan
santri yang tidak hanya menguasai ilmu agama tetapi juga memiliki kemampuan
untuk mengembangkan usaha yang berlandaskan prinsip ekonomi syariah.
Dayah AMAL, yang didirikan pada tahun 2002 oleh Ayah Armis
Musa,S.Ud.,M.Pd yang pada saat itu masih berstatus sebagai balai pengajian.
Kemudian diresmikan sebagai Dayah (Pesantren) oleh Abuya Prof. Dr. Tgk. H.
Muhibbuddin Waly pada tahun 2007, kini mengelola berbagai jenjang pendidikan
mulai dari SMP, SMA, SMK hingga perguruan tinggi yang dikenal sebagai Sekolah
Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Dayah AMAL. Di bawah kepemimpinan dayah ini, para
santri dilatih untuk menjadi Santri Preneur melalui berbagai unit usaha yang
didirikan dengan penerapan konsep DayahPreneur.
Untuk mendukung pengembangan ekonomi dayah, Dayah AMAL telah
membentuk Badan Usaha Milik Pesantren (BUMPes) yang mencakup produksi air dalam
kemasan (AMDK) dengan merek DAQUA, unit usaha laundry,koperasi dan toko
bangunan. Selain memberikan kontribusi ekonomi bagi dayah, usaha-usaha ini juga
berfungsi sebagai laboratorium praktik bagi para santri untuk belajar dan
mengasah keterampilan kewirausahaan mereka.
Dayah AMAL mulai merintis pada tahun 2002 dan terus
berkembang hingga memperoleh pengakuan resmi dari pemerintah pada tahun 2008, kemudian
pada tahun 2011 diresmikan SMP, SMA, dan SMK oleh Gubernur Aceh saat itu,
Irwandi Yusuf, dan pada tahun 2014, STIS diresmikan oleh Dirjen Kementerian
Agama.
Semua kegiatan ini berpusat di Dayah AMAL, yang terletak di
Aceh Timur yang berdekatan dengan jalan lintas Sumatera yaitu jalan Banda Aceh
- Medan. Lokasi strategis ini memungkinkan dayah untuk menjangkau komunitas
lokal dan memberikan dampak ekonomi yang nyata.
Integrasi pendidikan agama dengan keterampilan kewirausahaan
di Dayah AMAL adalah langkah penting dalam menciptakan generasi muda yang
mandiri dan berdaya saing. Dengan demikian, para santri tidak hanya siap
menghadapi tantangan dunia dakwah tetapi juga dapat berkontribusi pada
perekonomian syariah di Indonesia.
Proses pembelajaran di Dayah AMAL mencakup teori dan praktik.
Para santri diajarkan konsep-konsep ekonomi syariah berdasarkan Al-Qur'an dan
Hadis, seperti pentingnya kejujuran dan keadilan dalam berdagang. Sebagai
contoh, dalam Al-Qur'an, penggalan Surah Al-Baqarah ayat 275 menyebutkan :
ÙˆَاَØَÙ„َّ اللّٰÙ‡ُ الْبَÙŠْعَ ÙˆَØَرَّÙ…َ الرِّبٰواۗ
"Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba," yang menjadi dasar utama dalam kegiatan ekonomi di Dayah AMAL.
Para santri juga dilibatkan langsung dalam operasional
unit-unit usaha dayah, mulai dari produksi hingga pemasaran. Dengan bimbingan
para ahli dan ustaz, mereka mendapatkan pengalaman berharga yang akan menjadi
bekal untuk masa depan.
"Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba" (QS. Al-Baqarah: 275). Ayat ini menekankan pentingnya menjalankan
usaha dengan cara yang halal dan adil, yang menjadi prinsip dasar dalam
kegiatan ekonomi di Dayah AMAL.
Dayah AMAL dengan konsep Dayahpreneur-nya adalah contoh nyata
bagaimana pendidikan agama dan kewirausahaan dapat berjalan beriringan,
menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara spiritual tetapi juga
tangguh dalam menghadapi tantangan ekonomi masa depan.
#AMANAHACEH #ANEUKMUDAACEHUNGGULHEBAT
#DAYAHPRENEUR #LOMBAJURNALISTIK
0 Komentar